Pertempuran Alesia

Ini gara-gara lagunya Eluveitie nih, aku jadi pingin tau lebih jauh tentang Alesia.
Ya makulm, aku ini bukan tipe orang yang doyan banget sama sejarah waktu masih sekolah, jadi hal-hal tentang sejarah yang terkenalpun kadang aku ga tau.

Setelah mengubek dan mengubek, ternyata lagu Alesia nya Eluveitie yang emosional itu menceritakan tentang sebuah perang pengepungan yang pernah terjadi di masa lalu.

Pertempuran Alesia terjadi bulan September 52 SM. Tempat yang diyakini sebagai lokasi resmi Alesia yaitu Alise-Sainte-Reine (Perancis). Pertempuran ini terjadi antara Republik Romawi yang dikomandoi oleh Julius Caesar (dibantu oleh Markus Antonius, Titus Labienus, dan Gaius Trebonius) melawan suku Gallia di bawah pimpinan Vercingetorix dari Arveni.

Alasan perang ini ya sama kayak alasan-alasan perang lainnya, yaitu perebutan wilayah.
Alesia punya kekayaan alam yang melimpah, itu membuat Julius Caesar berambisi ingin memperluas wilayah kekuasaannya, mengambil Alesia sebagai bagian dari Republik Romawi (waktu itu belum berbentuk Kekaisaran Romawi).

Jumlah prajurit suku Gallia lebih banyak, sekitar 80 ribu orang, ditambah para penduduk aseli. Sedangkan prajurit Romawi berjumlah 30-60 ribu orang. Kalau main nyerang langsung, prajurit Romawi bisa kalah karena jumlah mereka lebih sedikit, apalagi lokasi Alesia yang ada di atas bukit, dikelilingi lembah sungai, membuat wilayah itu cukup sulit dijangkau. Tapi Caesar ga kehabisan ide. Dia menggunakan taktik pengepungan.
Jadi Caesar meminta seluruh bala tentaranya untuk membangun sebuah tembok (dikenal dengan sebutan tembok contravallation) setinggi 4 meter yang mengelilingi wilayah Alesia sepanjang 18 kilometer, dan itu mereka bangun hanya dalam waktu 3 minggu. Selain itu, Caesar juga membuat 2 buah parit selebar 4,5 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Dan ga cuma itu aja, ternyata tembok dan parit itu juga dilengkapi fitur(?) jebakan yang dalam di depan parit.
Dengan begitu, Caesar berharap penduduk Alesia akan menyerah karena terisolasi dan kelaparan.

Tapi suku Gallia ga cuma pasrah terima nasib, mereka tetap berusaha memperlambat atau kalau bisa menggagalkan pembangunan tembok.
Setelah 2 minggu tembok pengepung itu dibuat, Vercingetorix sang pemimpin suku Gallia bersama dengan sepasukan Gallia berhasil melarikan diri lewat bagian yang temboknya belum selesai dibangun. Bagaimanapun, ada beberapa bagian dari wilayah Alesia yang cukup sulit untuk dibangun tembok.

Caesar yang mengetahui hal itu langsung kepikiran kalau pasukan Gallia berniat mau manggil pasukan bantuan. Untuk mempersiapkannya, Caesar lalu memerintahkan pembangunan tembok kedua sepanjang 21 kilometer. Tembok pertahanan itu akan melindungi tentara Romawi kalau nanti pasukan bantuannya Gallia datang, jadi mereka siap mengepung dan dikepung.

Taktik Caesar mulai membuahkan hasil. Para prajurit ditambah penduduk aseli Alesia yang jumlahnya 80 ribu atau bahkan lebih, mulai kelabakan. Mereka ga bisa dapet makanan dari luar, scara tempat mereka dikelilingi 2 tembok yang tinggi, kalaupun bisa keluar dari tembok, mereka ga bisa dengan mudah lari nyari makanan karena di depan mereka masih ada parit lebar dan jebakan-jebakan yang menghalangi mereka.
Dalam penderitaan itu terjadi penurunan moral di tengah penduduk Alesia, dari yang beranteman sampe bunuh-bunuhan cuma buat berebut makanan. Ya terang aja, mereka waktu itu menderita kelaparan, ga ada pertolongan, ga tau kapan pengisolasian(?) ini akan berakhir dan akan berujung seperti apa nasib mereka. Kejamnya lagi, Caesar ga mengijinkan wanita dan anak-anak keluar dari wilayah pengepungan buat nyari makan.
Kebayang kan kayak apa menderitanya mereka.

image

Sempat juga Vercingetorix dan pasukan di bawah komando Commius menyerang tembok contravallation Caesar seharian, tapi gagal.
Besoknya mereka juga nyerang lagi, udah hampir sampe, tapi mereka harus berhadapan sama pasukan berkuda Romawi yang dipimpin Markus dan Gaius, terus juga parit bikinannya Caesar menghalangi penyerangan pasukan Gallia, jadi ya gitu, gagal lagi.

Pada tanggal 2 Oktober, Vercingetorix dan sepupunya melakukan serangan dengan membawa 60 ribu pasukan, mereka fokus menyerang titik lemah dari tembok contravallation (karena faktor keadaan alam, sebuah tembok ga bisa dibangun di titik itu).
Walaupun titik lemah itu udah disamarkan sama Caesar, tetep aja ketauan sama suku Gallia.

Caesar mulai membakar semangat para prajurit Romawi untuk menghadapi suku Gallia yang sudah di depan mata. Karena prajurit Romawi lebih terlatih dalam peperangan, mereka akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Gallia.

Ga pingin temboknya dijebol lagi, Caesar memutuskan untuk menyerang pasukan bantuannya Gallia. Gallia pun mulai panik dan akhirnya mundur.

Vercingetorix menyaksikan sendiri kekalahan prajuritnya dan pasukan bantuan. Ditambah lagi ketika dia melihat kemerosotan moral para penduduk Alesia yang semakin parah, akhirnya Vercingetorix dengan terhormat menyerahkan senjatanya kepada Julius Caesar untuk mengakhiri pengepungan Alesia.

Alesia pun jatuh ke tangan Romawi. Seluruh kekayaan Alesia sekarang menjadi milik Republik Romawi, para penduduk Alesia dijadikan tawanan, sebagian dijual, sebagian menjadi budak bangsa Romawi, kecuali yang berasal dari sauku Aedui dan Averni yang dibebaskan demi mempertahankan aliansi kedua suku penting ini.
Vercingetorix lalu dijadikan tahanan dan dilayani dengan hormat sebagai bangsawan selama 5 tahun sebelum dipamerkan di perayaan kemenangan Caesar. Terus abis diarak dan dipamerkan ke orang-orang, Vercingetorix dibawa ke Tullianum (semacam penjara) kemudian dihukum mati.

Begitulah sejarah pengepungan Alesia. Duh, setelah tau tentang sejarahnya aku jadi makin sedih pas dengerin Alesia-nya Eluveitie. Lirik lagunya meuni ngejleb siah!

Alesia (by Eluveitie)

The grass was as green as it always was that sinister day
The blackbird sang their songs as they always did that black-letter day
We passed the great gate for the very last time
I did not look back, I knew we’d stay
I knew they would not let us go,leave the death strip
I saw the gleam in their eyes of fear and enslavement
The crushing weight
Beloved ground, take me home
Alesia, alisanos
Wake me when I’m gone
You’re not to take eternity
Proclaim our barren sacrifice

On that ground we cherished life
And embraced death
As the children’s cries trailed off
Sob yielded deathly hush

Alesia, alisanos
Wake me when I’m gone
You’re not to take eternity
Proclaim our barren sacrifice

The grass was as green as it always was that sinister day
As we walked the alleys like thousand times before
I knew we’d stay

Alesia, alisanos
Wake me when I’m gone
You’re not to take eternity
Proclaim our barren sacrifice
Outside Alesia
We offered a living sacrifice
Outside the doors of Alesia
Where our tears run dry

Lagu ini salah satu lagu Eluveitie favorit aku, soalnya selain lirik lagunya yang dalam dan berisi tentang sejarah penting, di sini ada duetnya om Chrigel sama mbak Anna yang kece badai XD
Pokoknya ngena!

Love Eluveitie soooooo much!!
>_<

8 thoughts on “Pertempuran Alesia

  1. kalo dengerin lagu* eluveitie, meuni asa waas…! asa nganjang ka jaman baheula tp salut banget deh ama om Chrigel ! mo buat satu lagu aja musti bener bener faham sejarah, buka literatur, diskusi dulu ama pakar. ah…sapedah !

    Kapan ye ke Jakarte ?

    Like

    1. iya, lagu2nya Eluveitie selalu bikin pendengarnya jadi baper *eh?* 😀 dengerin lagu2 tentang perang, jadi kebayang jaman pertengahan. dengerin yg instrumen2 semacam isara, carnutian forest, epilog, berasa kayak lagi di alam bebas 😀

      itulah. band2 yg kayak gitu tuh bermusiknya emang bener2 niat menuangkan pemikirannya lewat musik, bukan mementingkan uang. Wah kayaknya tipis bgt harapan buat bisa nonton Eluveitie di indonesia. fansnya Eluveitie di sini aja belum banyak :’D

      Like

  2. Lihat fb nya eluveitie masih ada postnya mereka jual

    Kali mau beli

    aku harusnya panggil mbak her aja.
    q kan “muda banget”

    Like

    1. Mahal dh pasti. Udh gt ongkirnya mungkin bs lebih mahal atau beda tipis sm harga barangnya 😂
      Ga apa2 panggil biasa aja ga usah pake mba. Nanti aku merasa tua banget 😂

      Like

Leave a comment